KALAU
membaca majalah musik luar negeri, terutama yang spesifik membahas soal
instrumen gitar, ada satu pertanyaan yang sering muncul dari
pembacanya. Apa yang bikin gitar bisa menjadi barang koleksi?
Penjelasannya sih ada bermacam-macam. Lantas, apa pula serunya jadi
kolektor gitar?
Sebagai
permulaan, kayaknya perlu dipahami dulu apa definisi dari barang yang
patut buat dikoleksi (collector’s item). Barang tersebut merupakan
sesuatu yang diincar banget oleh orang-orang yang menyebut dirinya
kolektor. Kalau dalam hal ini barang tersebut berupa instrumen gitar,
maka yang mengincarnya termasuk juga para musisi.
Biasanya
buat sejumlah instrumen musik, termasuk gitar, bisa jadi incaran diihat
dari faktor-faktor kualitas, keindahan, dan kegunaan. Artinya terbuat
dari material yang berkualitas tinggi dan pengerjaannya sempurna.
Kegunaan tentunya bakal makin kelihatan setelah dua faktor tadi
terpenuhi.
Nah,
sebagai sebuah barang yang patut dikoleksi, sebuah gitar biasanya telah
terbukti mampu melampaui masa yang cukup panjang dan tetep berada dalam
kualitas terbaiknya. Jarang ada yang mau mengoleksi kalau gitar
tersebut sudah jadi rongsokan atau rusak di sana-sini. Mungkin bakal
lain ceritanya kalau gitar tersebut punya nilai sejarah yang tinggi.
Diincar karena kualitas
Entah
sejak kapan, banyak banget kolektor gitar, baik itu awam maupun para
musisi, yang mengincar instrumen ini. Terutama lantaran instrumen gitar
itu memegang peranan sangat penting dalam perkembangan musik dunia.
Bisa dibilang pula keberadaan gitar adalah satu-satunya instrumen yang
bisa bikin perkembangan musik sampai seperti sekarang ini.
Pasalnya
instrumen gitar termasuk paling menarik buat dimainkan dengan segala
macam model improvisasi. Mungkin kalau mendengarkan musik dari era-era
sebelum tahun 60-an, permainan sejumlah instrumennya terdengar biasa
dan simpel banget. Tapi begitu memasuki tahun 60-an hingga sekarang,
bakal terasa perbedaan yang sangat besar.
Para
musisi semakin berhasil menciptakan teknik dan skill bermain instrumen
yang hebat. Apa-apa yang tidak terpikirkan sebelumnya, ternyata bisa
dilakuin secara lebih kreatif. Mulai itu dari sekadar sound yang
dihasilkan, sampai yang paling penting kehebatan improvisasi dalam
bermain instrumen. Belakangan faktor ini memunculkan sejumlah genre
baru dalam musik.
Salah
satu instrumen yang teknik dan skill memainkannya makin berkembang
dahsyat adalah gitar tadi. Unsur sound dan melodi yang bisa dihasilkan,
kalau dibanding dengan berpuluh-puluh tahun yang lalu, sangat memukau.
Contohnya sound distorsi (sember) yang tadinya dianggap enggak termasuk
kaidah estetik dalam bermusik, kini menjadi kekuatan lewat instrumen
gitar. Lantas permainan nada-nada yang unik dengan cara penjelajahan
fret-fret gitar hingga batas yang masih belum bisa ditentukan.
Perkembangan
ini ternyata enggak disadari oleh para pionir pembuat instrumen gitar.
Waktu Leo Fender memperkenalkan gitar Fender Stratocaster pertama kali,
gitar ini tadinya diperuntukkan buat musisi-musisi country. Begitu pula
saat Les Paul membuat gitar bermerek Gibson, tadinya dianggap hanya
cocok buat musisi-musisi jazz dan pop. Enggak tahunya, kedua merek
gitar ini jadi legenda lantaran pengaruhnya yang sangat besar buat
perkembangan musik populer. Terutama banyak dipakai oleh para gitaris
legendaris kayak Eric Clapton, Jimi Hendrix, atau Jimmy Page.
Tidak
heran kalau lantas gitar-gitar dari merek tadi banyak diincar para
kolektor sekarang ini. Pasalnya sudah terbukti kualitas yang dihasilkan
memang bagus. Ini yang jadi alasan para kolektor gitar dan musisi buat
mengumpulkan dan menggunakan merek yang sama.
“Buat
aku gitar merek Gibson emang paling cocok. Gitar lain sebenarnya enak
juga, tapi lama-lama berasa enggak enak dipakenya. Makanya koleksi aku
sekarang kebanyakan merek Gibson,” kata Ivan, gitaris band Boomerang
yang jumlah koleksi gitar Gibson-nya saat ini sudah mencapai puluhan.
Kayak beli lukisan
Bagi
para gitaris memang sudah jadi keharusan buat memiliki instrumen ini.
Tapi nyatanya, mereka ini enggak cukup puas hanya dengan memiliki satu
gitar saja. Kalau perlu sampai berpuluh-puluh banyaknya. Selain buat
kebutuhan penampilan di atas panggung, bisa juga buat memuaskan hobinya
mengoleksi gitar.
“Aku
sekarang ini punya koleksi gitar jumlahnya kira-kira 40 lebih. Aku
kalau ngumpulin gitar tuh udah kayak anak kecil aja. Kepengin punya
banyak barang-barang yang memang diincar. Makanya aku tuh beli gitar
selain dipakai buat main, juga udah kayak beli lukisan aja,” cerita
Eross, gitaris Sheila On 7.
Lain
lagi dengan komentar Budjana, gitaris Gigi, soal hobinya mengumpulkan
gitar. Koleksinya enggak terdiri dari satu jenis merek saja, tapi
terdiri dari berbagai merek. Semua gitar yang berhasil dikumpulkannya
itu ternyata memang penting banget buat profesinya sebagai musisi.
“Gue
punya banyak gitar karena masing-masing punya sound yang khas.
Masing-masing gitar beda tipe. Ada yang gue mainin khusus buat jazz,
rock, atau musik lainnya. Lagi pula kalau ngerjain album, gue suka main
banyak aransemen. Makanya sekitar 20-an gitar pernah gue keluarin buat
ngerjain satu album,” kata Budjana.
Jelas kenapa para gitaris top perlu mempunyai koleksi banyak gitar. Tapi apakah mereka ini bisa disebut sebagai kolektor gitar?
“Aku
sudah sering ketemuan sama beberapa orang yang hobi mengoleksi gitar.
Dari situ aku berani bilang kalau aku ini emang juga seorang kolektor.
Soalnya aku punya beberapa gitar yang sekarang ini bisa dibilang
langka,” tegas Eross.
Nah,
dari sini jelas kelihatan kalau faktor waktu memang punya peranan
penting bagi sebuah gitar untuk layak dijadikan barang koleksi. Gitar
yang langka menurut Eross itu adalah gitar yang produksinya udah lama
banget dan sekarang ini enggak diproduksi lagi. Gitar-gitar model
inilah yang banyak jadi incaran para kolektor.
Salah
satu kebanggaan Eross dari koleksinya adalah gitar bermerek Gibson tipe
ES-175. Gitar ini selain tahun produksinya yang tua banget, tahun 1961,
juga merupakan instrumen andalan gitaris legendaris dari grup musik
Yes, Steve Howe. Kalau pernah melihat bagaimana gitaris ini memainkan
gitarnya tadi dalam penampilan konser, bisa terlihat betapa uniknya
permainan dan improvisasi yang bisa dikembangkan dari gitarnya itu.
Bukti kalau produk tua ini berkualitas tinggi dan layak buat jadi
collector’s item.
Sama
halnya kayak Andra, gitaris Dewa. Gitaris yang satu ini juga mengoleksi
puluhan merek gitar yang merupakan andalan gitaris-gitaris top.
“Gitar
favoritku Fender Stratocaster. Waktu masih ABG sebenernya aku pengin
punya gitar yang bentuknya modern. Tapi setelah ngelihat banyak gitaris
top pake merek itu, akhirnya aku beli juga dan langsung berasa cocok,”
kata gitaris kalem ini.
Makanya,
di antara sederet koleksinya dari berbagai merek gitar, merek Fender
tetap yang terbaik buatnya. “Biar aku beli-beli gitar merek baru,
balik-baliknya ya ke Fender juga,” tambahnya.
Bangga berat
Bisa
memiliki gitar yang memang jadi incaran bagi para kolektor adalah
menjadi satu kebanggaan. Apalagi kalau gitar tersebut termasuk langka
dan kondisinya masih baik. Karena gitar kayak begini enggak cuma
diincar oleh para kolektor dalam negeri aja, tapi juga ratusan
kolektor-kolektor lainnya di luar negeri.
“Aku
pernah bawa gitarku yang langka ke Malaysia dan Singapura. Waktu ada
kolektor gitar di sana yang ngeliat gitarku, dia kaget banget
ngeliatnya. Enggak cuma karena barangnya emang susah dicari lagi, tapi
juga kondisinya masih bagus banget dan masih bisa aku pake buat
manggung. Tapi paling bangga waktu aku berhasil beli gitar Gibson
ES-175 tadi. Waktu aku cek ke Gibson di Amrik, ternyata tahunnya lebih
tua dari yang punya Steve Howe. Udah gitu karena kondisinya masih
orisinil semua, termasuk kertas identifikasinya yang nempel di bodi
gitar, harganya mahal banget,” kata Eross.
Karena
perasaan bangga yang bisa didapat dengan mengoleksi gitar, susah buat
dihitung lagi berapa jumlah kolektor yang ada saat ini, baik di
Indonesia maupun seluruh dunia. Enggak heran kalau para kolektor
sekarang ini mengaku kesulitan mencari gitar-gitar langka buat jadi
koleksinya. Tapi biasanya para kolektor ini saling berhubungan satu
sama lain, memberi informasi soal gitar-gitar yang layak jadi koleksi.
Beruntung kalau ada yang mau melepas koleksinya.
Buat
yang baru mau memulai hobi mengoleksi gitar, enggak usah khawatir. Asal
niat pengin memiliki gitar yang langka, pasti ada jalannya. Seperti
Eross yang mengaku selalu beruntung ditawari gitar-gitar langka di saat
lagi kepengin memilikinya.
0 komentar:
Posting Komentar